KARENA ITU
PERGILAH JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU, DAN BAPTISLAH MEREKA DALAM NAMA BAPAK
DAN DAN ANAK DAN ROH KUDUS
(Matius, 28 : 19)
Puji dan
Syukur patutlah kita naikan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas kasihNya yang
tidak berkesudahan kepada umatNya, sehingga melalui anakNya Tuhan Yesus Kristus
oleh perantaraan Roh Kudus kedua hamba Tuhan Carl Wilhelm Ottow dan Johan
Gottlob Geissler diutus dari jerman berangkat tanggal 26 Juni 1952 dengan
menumpangi kapal Abel Tasman menuju Papua melalui Batavia (Jakarta), kurang
lebih 2 (dua) tahun kedua hamba Tuhan ini berada di Batavia, dan selanjutnya
berangkat menuju Papua melalui ternate dengan menumpangi kapal layar “Utrech”
milik pedagang ternate. Disaat-saat itu orang-orang Papua hidup dan berada di
dalam kegelapan kepercayaan terhadap animisme, perang suku antar sesama orang
Papua, kecemburuan sosial, tidak ada kedamaian. Namun Tuhan tidak membiarkan
umatNya (orang Papua) hidup terus di dalam kegelapan.
Doa Sulung
Saat itulah
Pekabaran Injil Tuhan mulai diberitakan di atas Tanah Papua melalui Doa Sulung
Suara Tuhan terus bergema dari Pulau Mansinam ke pelosok-pelosok Tanah Papua.
Tirai kegelapan di atas Tanah Papua disobek-sobek, dan terang kasih Tuhan
nampak dan nyata. Kedua hamba Tuhan ini mulai membentuk jemaat-jemaat,
mendirikan gedung-gedung gereja, membuka sekolah-sekolah, melatih orang-orang Papua
di bidang pertukangan, pertanian dan lain-lain. Namun, beberapa tahun kemudian
Johan Gottlob Geissler kembali pulang ke negerinya Jerman dan meninggal disana.
Johan Gottlob Geissler telah pergi dipanggil oleh Sang penciptaNya akan tetapi
Carl Wilhelm Ottow menyatakan diri dalam suka dan duka untuk tinggal
bersama-sama dengan saudara-saudaranya orang-orang Papua di Tanah Papua dalam
menghabiskan sisa hidupnya. Dari pulau Mansinam Carl Wilhelm Ottow pidah ke
Kwawi Manokwari dalam benaknya terlukis rencana-rencana dengan harapan Injil
Tuhan harus terus tiberitakan.
Pada tahun 1862 Carl Wilhelm Ottow, hamba Tuhan ini menghembuskan
nafasnya yang terakhir, ada pesan yang tertinggal bahwa :
“Semoga di sorga nanti, saya dapat berjumpa
dengan satu orang Papua”
Demikian dengan kehadiran kedua hamba Tuhan ini benar-benar menggugah
hati semua orang Papua, dan keduanya dijuluki sebagai Rassul Orang Papua.
Tanggal 5 Februari 1855 kini dinyatakan dalam diri dan kehidupan orang-orang
Papua patut dirayakan setiap tahun sebagai hari Pekabaran Injil di Tanah Papua.
154 Tahun Injil Tuhan telah bertumbuh, berbuah dan berakar di Tanah
Papua, Gereja Kristen Injili 53 tahun berdiri sendiri.
Karya keselamatan di Tanah Papua terlah dinyatakan oleh kedua Rassul
Orang Papua “Gelap telah menjadi terang kasih Allah” gereja telah menetapkan
tanggal 5 Februari 1855 sebagai hari pekabaran Injil Tuhan di Tanah Papua, dan
dirayakan setiap tahun dengan penuh sukacita.
Jikalau demikian Gereja Kristen Injili di Tanah Papua melalui Klasis GKI
Manokwari dan Jemaat GKI Kwawi (Jemaat tertua), perlukah kita mengenang,
memperingati, hari wafatnya Zendeling-zendeling di Tanah Papua? Seperti Carl
Wilhelm Ottow Rassul orang Papua. Dalam kurun waktu 7 tahun 9 bulan Calr
Wilhelm Ottow berkarya (Mansinam-Kwawi-Manokwari),147 tahun ia terbaring di
dalam kesunyian.
ARTI YANG TERSIRAT PADA RUNSRAM
OTTOW DAN GEISSLER DI DOREH
1. GERBANG DAN MALAIKAT
Mengawali kita untuk
masuk ke dalam makam mempunyai arti bahwa pada tahun 1855 kuasa Injil mulai
memasuki setiap pelosok Tanah Papua melalui Mansinam dan Doreh.
2. JEMBATAN
Bahwa kedua penginjil
pertama Ottow dan Geissler telah menjadi “penghubung" bagi kuasa terang
Injil dalam mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan di Tanah Papua.
3. PAGAR PELINDUNG NISAN
Bahwa kuasa kegelapan
yang sebelumnya sangat berpengaruh telah terpagar dan pada akhirnya akan punah
serta musnah sama sekali. Terkubur bersama-sama.
1. 18 TIANG UTAMA RUNSRAM
Bahwa pada tanggal 18
April 1863, perutusan UZV yaitu Pendeta J.L. Van Hasselt, Klaasen dan
Otterspoor telah tiba di Mansinam untuk membantu Geissler. Bangunan tiang-tiang utama melambangkan suatu awal dari
permulaan perluasan pekabaran Injil oleh Pendeta J.L. Van Hasselt dkk.
2.
15 BUAH JENDELA RUNSRAM
Bahwa orientasi untuk perluasan pelayanan ke Teluk
Cenderawasih diawali dengan suatu perjalanan orientasi oleh Geisller, Van
Hasselt dkk selama 15 hari (dari tanggal 1 Mei sampai dengan 15 mei
1863).
3. 4 BUAH MATA TOMBAK
Keempat buah mata
tombak yang terdapat pada bangunan atas (atap)
Runsram, memiliki arti atau mengingatkan kita kepada keempat orang
yang dibaptis pada hari Pentakosta pertama di Gereja Pengharapan Mansinam.
1. DUA BUAH PATUNG MANUSIA
Kedua patung yang
terdapat pada dua sisi atas bangunan Runsram, mengingatkan kita kepada dua
tokoh penduduk yang telah banyak membantu
Ottow dan Geissler di Mansinam dan Doreh. Kedua tokoh tersebut adalah : Korano
Rumfabe dan Sapupi Rumsayor
2. KOLAM AIR YANG MENGINTARI MAKAM
Memberikan petunjuk
bahwa mereka yang kini terbaring dalam makam telah menjadi garam dan terang
bagi kita semua.
3. RELIEF MAKAM
Mengambarkan perjalanan Injil di Tanah Papua.
Terdapat tiga bagian muka pada Relief ini :
a.
Patung Korwar,
a artinya jauh sebelum Injil masuk di Tanah Papua,
pengaruh dan para kuasa para patung berhala ini besar sekali.
a.
Kota Suci, dengan latar belakang kapal Ternate
artinya perjalanan Ottow dan Geissler ke Tanah
Papua.
b.
Sebuah salib dengan latar belakang pulau Papua,
memberi arti bahwa kini terang Injil telah
menerangi seluruh pelosok Tanah Papua.
1. Nama-Nama Keluarga Yang Dimakamkan Pada Runsram Ottow dan Geissler Di
Kwawi
1 .
Jan Hendrik Jens : 27
Januari 1899 (Anak)
2 .
Karel Willem.V. Hasselt : 9
Januari 1902 ( Anak)
3 .
Gerads Marthen V. Hasselt : 11
Febuari 1908
4 .
Cornelis W. Starrenburg : 14
Februari 1908 (Anak)
5 .
Carl. W. Ottow :
9 Nopember 1862
6 .
Jeita Ariks :
17 Februari 1932
7 .
Guru Johan Ariks : 11
Febeuari 1967
Tidak ada komentar:
Posting Komentar