Senin, 06 Februari 2012

ARTI YANG TERSIRAT PADA RUNSRAM OTTOW DAN GEISSLER DI DOREH

KARENA ITU PERGILAH JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU, DAN BAPTISLAH MEREKA DALAM NAMA BAPAK DAN DAN ANAK DAN ROH KUDUS
(Matius, 28 : 19)

Puji dan Syukur patutlah kita naikan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas kasihNya yang tidak berkesudahan kepada umatNya, sehingga melalui anakNya Tuhan Yesus Kristus oleh perantaraan Roh Kudus kedua hamba Tuhan Carl Wilhelm Ottow dan Johan Gottlob Geissler diutus dari jerman berangkat tanggal 26 Juni 1952 dengan menumpangi kapal Abel Tasman menuju Papua melalui Batavia (Jakarta), kurang lebih 2 (dua) tahun kedua hamba Tuhan ini berada di Batavia, dan selanjutnya berangkat menuju Papua melalui ternate dengan menumpangi kapal layar “Utrech” milik pedagang ternate. Disaat-saat itu orang-orang Papua hidup dan berada di dalam kegelapan kepercayaan terhadap animisme, perang suku antar sesama orang Papua, kecemburuan sosial, tidak ada kedamaian. Namun Tuhan tidak membiarkan umatNya (orang Papua) hidup terus di dalam kegelapan.
Doa Sulung
 “Dengan Nama Tuhan Kami Menginjak Tanah Ini”
Saat itulah Pekabaran Injil Tuhan mulai diberitakan di atas Tanah Papua melalui Doa Sulung Suara Tuhan terus bergema dari Pulau Mansinam ke pelosok-pelosok Tanah Papua. Tirai kegelapan di atas Tanah Papua disobek-sobek, dan terang kasih Tuhan nampak dan nyata. Kedua hamba Tuhan ini mulai membentuk jemaat-jemaat, mendirikan gedung-gedung gereja, membuka sekolah-sekolah, melatih orang-orang Papua di bidang pertukangan, pertanian dan lain-lain. Namun, beberapa tahun kemudian Johan Gottlob Geissler kembali pulang ke negerinya Jerman dan meninggal disana. Johan Gottlob Geissler telah pergi dipanggil oleh Sang penciptaNya akan tetapi Carl Wilhelm Ottow menyatakan diri dalam suka dan duka untuk tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya orang-orang Papua di Tanah Papua dalam menghabiskan sisa hidupnya. Dari pulau Mansinam Carl Wilhelm Ottow pidah ke Kwawi Manokwari dalam benaknya terlukis rencana-rencana dengan harapan Injil Tuhan harus terus tiberitakan.
Pada tahun 1862 Carl Wilhelm Ottow, hamba Tuhan ini menghembuskan nafasnya yang terakhir, ada pesan yang tertinggal bahwa :
“Semoga di sorga nanti, saya dapat berjumpa
dengan satu orang Papua”
Demikian dengan kehadiran kedua hamba Tuhan ini benar-benar menggugah hati semua orang Papua, dan keduanya dijuluki sebagai Rassul Orang Papua. Tanggal 5 Februari 1855 kini dinyatakan dalam diri dan kehidupan orang-orang Papua patut dirayakan setiap tahun sebagai hari Pekabaran Injil di Tanah Papua.
154 Tahun Injil Tuhan telah bertumbuh, berbuah dan berakar di Tanah Papua, Gereja Kristen Injili 53 tahun berdiri sendiri.
Karya keselamatan di Tanah Papua terlah dinyatakan oleh kedua Rassul Orang Papua “Gelap telah menjadi terang kasih Allah” gereja telah menetapkan tanggal 5 Februari 1855 sebagai hari pekabaran Injil Tuhan di Tanah Papua, dan dirayakan setiap tahun dengan penuh sukacita.
Jikalau demikian Gereja Kristen Injili di Tanah Papua melalui Klasis GKI Manokwari dan Jemaat GKI Kwawi (Jemaat tertua), perlukah kita mengenang, memperingati, hari wafatnya Zendeling-zendeling di Tanah Papua? Seperti Carl Wilhelm Ottow Rassul orang Papua. Dalam kurun waktu 7 tahun 9 bulan Calr Wilhelm Ottow berkarya (Mansinam-Kwawi-Manokwari),147 tahun ia terbaring di dalam kesunyian.

ARTI YANG TERSIRAT PADA RUNSRAM
OTTOW DAN GEISSLER DI DOREH

1.      GERBANG DAN MALAIKAT
Mengawali kita untuk masuk ke dalam makam mempunyai arti bahwa pada tahun 1855 kuasa Injil mulai memasuki setiap pelosok Tanah Papua melalui Mansinam dan Doreh.


2.      JEMBATAN

Bahwa kedua penginjil pertama Ottow dan Geissler telah menjadi “penghubung" bagi kuasa terang Injil dalam mengalahkan kuasa-­kuasa kegelapan di Tanah Papua.


3.      PAGAR PELINDUNG NISAN

Bahwa kuasa kegelapan yang sebelumnya sangat berpengaruh telah terpagar dan pada akhirnya akan punah serta musnah sama sekali. Terkubur bersama-sama.


1.      18 TIANG UTAMA RUNSRAM

Bahwa pada tanggal 18 April 1863, perutusan UZV yaitu Pendeta J.L. Van Hasselt, Klaasen dan Otterspoor telah tiba di Mansinam untuk membantu Geissler. Bangunan tiang-tiang utama melambangkan suatu awal dari permulaan perluasan pekabaran Injil oleh Pendeta J.L. Van Hasselt dkk.


2.      15 BUAH JENDELA RUNSRAM

Bahwa orientasi untuk perluasan pelayanan ke Teluk Cenderawasih diawali dengan suatu perjalanan orientasi oleh Geisller, Van Hasselt dkk selama 15 hari (dari tanggal 1 Mei sampai dengan 15 mei 1863).

3.      4 BUAH MATA TOMBAK

Keempat buah mata tombak yang terdapat pada bangunan atas  (atap)  Runsram,  memiliki arti atau mengingatkan kita kepada keempat orang yang dibaptis pada hari Pentakosta pertama di Gereja Pengharapan Mansinam.


1.      DUA BUAH PATUNG MANUSIA

Kedua patung yang terdapat pada dua sisi atas bangunan Runsram, mengingatkan kita kepada dua tokoh penduduk yang  telah  banyak  membantu Ottow dan Geissler di Mansinam dan Doreh. Kedua tokoh tersebut adalah : Korano Rumfabe dan Sapupi Rumsayor


2.      KOLAM AIR YANG MENGINTARI MAKAM

Memberikan petunjuk bahwa mereka yang kini terbaring dalam makam telah menjadi garam dan terang bagi kita semua.


3.      RELIEF MAKAM
Mengambarkan perjalanan Injil di Tanah Papua. Terdapat tiga bagian muka pada Relief ini :
a.      Patung Korwar,

a   artinya jauh sebelum Injil masuk di Tanah Papua, pengaruh dan para kuasa para patung berhala ini besar sekali.
a.      Kota Suci, dengan latar belakang kapal Ternate

      artinya perjalanan Ottow dan Geissler ke Tanah Papua.
b.      Sebuah salib dengan latar belakang pulau Papua

      memberi arti bahwa kini terang Injil telah menerangi seluruh pelosok Tanah Papua.

1.      Nama-Nama Keluarga Yang Dimakamkan Pada Runsram Ottow dan Geissler Di Kwawi
1         .    Jan Hendrik Jens               : 27 Januari 1899 (Anak)
2          .    Karel Willem.V. Hasselt      : 9 Januari 1902 ( Anak)
3          .    Gerads Marthen V. Hasselt     : 11 Febuari 1908
4           .    Cornelis W. Starrenburg    : 14 Februari 1908 (Anak)
5            .    Carl. W. Ottow                   : 9 Nopember 1862
6             .    Jeita Ariks                          : 17 Februari 1932
7                .      Guru Johan Ariks               : 11 Febeuari 1967